MAKALAH
TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
Disusun Oleh :
Nama : Alpriyana Swardani
Kelas : 3KA32
NPM
: 10115566
SISTEM INFORMASI
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
pembahasan ini kita akan membahas tentang teknologi sistem cerdas, teknologi
sendiri adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Dan
sistem cerdas itu sendiri adalah mesin yang mampu menirukan kemampuan manusia
dalam poses pembuatan keputusan. Sistem cerdas juga mempelajari cara bertindak
sehingga mampu mencapai tujuannya.
Pada era yang sekarang ini perkembangan teknologi berkembang begitu
pesat. Dapat dilihat salah satu contohnya yaitu teknologi sistem cerdas
tersebut atau juga sering disebut sistem kecerdasan buatan, yang ditambahkan
kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah (Artificial
Intelligence) atau AI.
Pada awal abad ke 17 René
Descartes mengemukakan bahwa tubuh
hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise
Pascal menciptakan mesin
penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles
Babbage danAda
Lovelace bekerja pada mesin
penghitung mekanis yang dapat deprogram. Dan masih banyak lagi pengemuka
sejarah pada abad tersebut. Pada Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam
AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 bertujuan untuk
menjalankan mesin Ferranti Mark I di University
of Manchester (UK): yaitu
sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis
oleh Dietrich Prinz. John. McCarthy membuat istilah
"kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk
pokok persoalan ini, Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp.
dalam softcomputing, dan contoh aplikasinya.
Selama tahun 1960-an dan
1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan
kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam
program Macsyma, program berbasis
pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika.Marvin
Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan
batas jaringan syaraf sederhana danAlain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog.
Ted Shortliffe mendemonstrasikan
kekuatan sistem berbasis aturanuntuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan
terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama.
Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan olehPaul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS. Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.
BAB II
PEMBAHASAN
Artificial Intelligence atau
Kecerdasan Buatan adalah suatu sistem informasi yang berhubungan dengan
penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem
teknologi informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang
dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem
untuk menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktifivitas
intelektual manusia, misal pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan
lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.
Kecerdasan Buatan adalah ilmu rekayasa yang membuat suatu mesin mempunyai
intelegensi tertentu khususnya program komputer yang “cerdas” (John Mc Cathy,
1956) Kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan intruksi
yang terkait dengan pemrograman computer untuk melakukan sesuatu hal – yang
dalam pandangan manusia adalah – cerdas. (H.A Simon, 1987)
Kecerdasan merupakan bagian kemampuan komputasi untuk mencapai tujuan dalam dunia. Ada bermacam-macam jenis dan derajat kecerdasan untuk manusia, hewan dan mesin. Kecerdasan buatan merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia. ( Rich and Knight, 1991)
Kecerdasan buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam mempresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk symbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic (Metode Heuristik adalah teknik yang dirancang untuk memecahkan masalah yang mengabaikan apakah solusi dapat dibuktikan benar, tapi yang biasanya menghasilkan solusi yang baik atau memecahkan masalah yang lebih sederhana yang mengandung atau memotong dengan pemecahan masalah yang lebih kompleks.) atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.( Encyclopedia Britannica)
Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman. Memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah dan menyelesaikannya secara efektif (Winston dan Pendergast, 1994)
Al dapat dipandang dalam berbagai perspektif. Dari perspektif kecerdasan, Ai adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia. Dari perspektif penelitian, suatu studi bagaimana membuat agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan manusia.
Cabang-cabang ilmu kecerdasan
buatan, diantaranya yaitu :
1. Sistem pakar (Expert System)
2. Jaringan syaraf tiruan
(Artificial Neural Network)
3. Logika Fuzzy (Fuzzy Logic)
4. Algoritma genetic
5. Penalaran komputer berbasis
kasus (Case Based Reasoning)
6. Agen Cerdas (Intelligent
Software Agents)
7. Data Mining
8. Teknologi Bahasa
(Language Technology)
1.1. Definisi
SoftComputing
Berbagai macam definisi softcomputing diberikan oleh para ahli.
Salah satu definisinya adalah sebagaimana disampaikan oleh pencetus
softcomputing, yaitu Prof. Lotfi A. Zadeh, di homepage BISC [2], sbb.
“Berbeda dengan pendekatan konvensional hardcomputing,
softcomputing dapat bekerja dengan baik walaupun terdapat ketidakpastian,
ketidakakuratan maupun kebenaran parsial pada data yang diolah. Hal inilah yang
melatarbelakangi fenomena dimana kebanyakan metode softcomputing mengambil
human-mind sebagai model.”.
Mengapakah human-mind merupakan model yang menarik bagi
pengembangan softcomputing ? Kunci dari pertanyaan ini sebenarnya terletak pada
struktur dan fungsi dari otak manusia. Otak manusia merupakan mesin molekuler,
yang terdiri dari dua jenis sel: neuron dan glia. Dalam otak kita terdapat
sekitar 1011 sel neuron, sedangkan sel glia sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya.
Sel neuron berfungsi sebagai pemroses informasi yang diterima oleh otak. Sel
neuron terhubung antara satu dengan yang lain dengan benang-benang panjang.
Berat otak manusia saat lahir sekitar 400 gram, sedangkan saat dewasa sekitar
1500 gram. Pertambahan berat ini disebabkan oleh bertambah panjangnya
benang-benang tersebut, disamping pertambahan sel glia. Pertambahan panjang ini
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dialami oleh manusia. Hal ini
merupakan ide awal bagi pengembangan metode softcomputing: artificial neural
network, yang memiliki kemampuan pembelajaran terhadap informasi yang telah
diterima.
Selain kemampuan pembelajaran, otak manusia juga memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan walaupun informasi mengandung unsur ketakpastian dan
kekurangtegasan, seperti “manis”, “pahit”, “tinggi”, “rendah”, dsb. Hal ini
merupakan konsep yang mendasari pengembangan metode fuzzy, yang mencerminkan
cara berfikir manusia. Selain neural network dan fuzzy, masih banyak lagi
jenis-jenis metode softcomputing, yang ide awalnya bersumber dari otak manusia
maupun mekanisme biologi yang terdapat di alam semesta. Positif dari metode
yang ada tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut diuraikan konsep
dan gambaran mengenai masing-masing pilar dalam softcomputing.
1.2. Metode-metode
SoftComputing
Mengacu pada definisi yang diberikan oleh Zadeh, metode-metode
dalam softcomputing dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori besar:
· Fuzzy Logic
(FL)
· Neural
Network Theory (NN)
· Probabilistic
Reasoning (PR)
Metode-metode ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru diadakan
setelah konsep softcomputing dirumuskan. Yang terjadi justru sebaliknya.
Metode-metode Fuzzy Logic, Neural Network maupun Probabilistic Reasoning telah
ada lebih dahulu. Fuzzy Logic telah berkembang sejak tahun 1965. Konsep-konsep
dasar neural network telah digali sejak tahun 1940-an. Probabilistic Reasoning
juga bukanlah hal yang baru sama sekali. Karena itu, Zadeh menyebut
softcomputing sebagai reinkarnasi dari metode-metode di atas. Lebih lanjut
lagi, dalam konsep softcomputing, ketiga jenis metode ini ibarat pilar, saling
mendukung dan bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalahan Keunggulan yang
diperoleh dari kerjasama metode-metode itu lebih ditekankan daripada keunggulan
individual salah satu daripadanya. Kekurangan satu metode akan ditutup dengan
kelebihan metode yang lain. Keunggulan satu metode disumbangkan, sehingga
segi-segi dimanfaatkan secara optimal. Berikut diuraikan konsep dan gambaran
mengenai masing-masing pilar dalam softcomputing.
a. Fuzzy
Logic (FL)
Fuzzy merupakan representasi suatu pengetahuan yang dikonstruksikan
dengan if-then rules. Karakteristik dari metode ini adalah [3]
· pemecahan
masalah dilakukan dengan menjelaskan sistem bukan lewat angka-angka, melainkan
secara linguistik, atau variable-variable yang mengandung
ketakpastian/ketidaktegasan.
· Pemakaian
if-then rules untuk menjelaskan kaitan antara satu variable dengan yang lain.
· Menjelaskan
sistem memakai algoritma fuzzy
Berawal dari paper-paper Zadeh di tahun 1965 mengenai fuzzy-sets,
ilmu ini berkembang pesat, dan mulai menemukan aplikasinya di bidang control
pada tahun 1974. Pada saat itu, Mamdani memperkenalkan aplikasi fuzzy sebagai
alat kontrol steam-engine. Hal ini merupakan momentum penting, sebagai awal
bagi teknologi fuzzy untuk menemukan lading aplikasi di dunia industri. Fuzzy
memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya [3] :
1. Dapat mengekspresikan konsep
yang sulit untuk dirumuskan, seperti misalnya “suhu ruangan yang nyaman”
2. Pemakaian membership-function
memungkinkan fuzzy untuk melakukan observasi obyektif terhadap nilai-nilai yang
subyektif. Selanjutnya membership-function ini dapat dikombinasikan untuk
membuat pengungkapan konsep yang lebih jelas.
3. Penerapan logika dalam
pengambilan keputusan.
Dewasa ini, fuzzy merupakan salah satu metode memiliki aplikasi
luas di bidang kontrol. Hal ini disebabkan a.l. [3]
1. kontrol memiliki potensi
aplikasi yang sangat luas dan dibutuhkan di berbagai bidang.
2. kuantitas suatu materi dalam
system kontrol sangat jelas, dan dapat diekspresikan dengan istilah-istilah
yang fuzzy seperti “besar”, “banyak”.
3. aturan dalam kontrol mudah
untuk didefinisikan memakai kata-kata. Misalnya “jika suhu dalam ruangan terlalu
dingin, naikkan suhu penghangat”.
4. perkembangan teori fuzzy
sangat pesat, sehingga batas-batasnya dapat dirumuskan dengan jelas.
b. Neural
Networks (NN)
Neural Networks (Jaringan Saraf Tiruan) menurut Haykin [4]
didefinisikan sebagai berikut :
“Sebuah neural network (JST: Jaringan Saraf Tiruan) adalah prosesor
yang terdistribusi paralel, terbuat dari unit-unit yang sederhana, dan memiliki
kemampuan untuk menyimpan pengetahuan yang diperoleh secara eksperimental dan
siap pakai untuk berbagai tujuan. Neural network ini meniru otak manusia dari
sudut :
1. Pengetahuan diperoleh oleh
network dari lingkungan, melalui suatu proses pembelajaran.
2. Kekuatan koneksi antar unit
yang disebut synaptic weights, berfungsi untuk menyimpan pengetahuan yang telah
diperoleh oleh jaringan tersebut.”
Pada tahun 1943, Mc.Culloch dan Pitts memperkenalkan model
matematika yang merupakan penyederhanaan dari struktur sel saraf yang
sebenarnya (lihat gambar 1).
Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebuah neuron memiliki tiga komponen:
· synapse (w1
, w2 ,…,wn) T
· alat
penambah (adder)
· fungsi
aktifasi (f)
Korelasi antara ketiga komponen ini dirumuskan pada persamaan (1).
(1)
Signal x berupa vektor berdimensi n (x1 , x2 ,…,xn)T akan mengalami
penguatan oleh synapse w (w1, w2 ,…,wn)T. Selanjutnya akumulasi dari penguatan
tersebut akan mengalami transformasi oleh fungsi aktifasi f. Fungsi f ini akan
memonitor, bila akumulasi penguatan signal itu telah melebihi batas tertentu,
maka sel neuron yang semula berada dalam kondisi “0”, akan mengeluarkan signal
“1”. Berdasarkan nilai output tersebut (=y),
sebuah neuron dapat berada dalam dua status: “0” atau “1”. Neuron
disebut dalam kondisi firing bila menghasilkan output bernilai “1”. Sebuah
neural network dapat dianalisa dari dua sisi:
1. bagaimana neuron-neuron
tersebut dirangkaikan dalam suatu jaringan (arsitektur).
2. bagaimana jaringan tersebut
dilatih agar memberikan output sesuai dengan yang dikehendaki (algoritma
pembelajaran). Algoritma pembelajaran ini menentukan cara bagaimana nilai
penguatan yang optimal diperoleh secara otomatis.
Berdasarkan arsitekturnya, neural network dapat dikategorikan,
antara lain, single-layer neural network, multilayer neural network, recurrent
neural network dsb. Berbagai algoritma pembelajaran antara lain Hebb’s law,
Delta rule, Backpropagation algorithm, Self Organizing Feature Map, dsb.
Berawal dari diperkenalkannya model matematika neuron oleh McCulloch &
Pitts, penelitian di bidang neural network berkembang cukup pesat, dan mencapai
puncak keemasan pertama pada era tahun 60, dan puncak kedua pada pertengahan
tahun 80-an. Penelitian dalam bidang ini, dapat dibagi dalam tiga kategori:
1. Riset untuk meneliti proses
informasi yang terjadi pada otak dan jaringan saraf. Tema ini merupakan porsi
penelitian para ahli medis dan neuroscientist.
2. Penelitian teoritis untuk
mendalami konsep dasar proses informasi pada otak. Kategori ini memerlukan
ketajaman analisa matematika untuk menggali dasar-dasar teori dari proses
tersebut.
3. Penelitian yang bertujuan
memanfaatkan teori-teori yang telah ada untuk aplikasi. Dalam hal ini, perlu
sekali memperhatikan tingkat akurasi sistem, dan menekan biaya serendah mungkin
(low cost solution).
Dewasa ini, neural network telah diaplikasikan di berbagai bidang.
Hal ini dikarenakan neural network memiliki kelebihan-kelebihan sbb.
1. Dapat memecahkan
problema non-linear yang umum dijumpai di aplikasi
2. Kemampuan memberikan jawaban
terhadap pattern yang belum pernah dipelajari (generalization)
3. Dapat secara otomatis
mempelajari data numerik yang diajarkan pada jaringan tersebut
c. Probabilistic
Reasoning (PR) dan
Genetic Algorithm (GA) Reasoning berarti mengambil suatu keputusan
atas suatu alasan atau sebab tertentu. Dua jenis reasoning adalah logical
reasoning dan probabilistic reasoning. Salah satu kelebihan probabilistic
reasoning dibandingkan logical reasoning terletak pada kemampuan untuk
mengambil keputusan yang rasional, walaupun informasi yang diolah kurang
lengkap atau mengandung unsur ketidakpastian. Termasuk dalam kategori PR antara
lain teori Chaos, Belief
Networks, Genetic Algorithm. Diskusi dalam makalah ini difokuskan
pada salah satu metode dalam PR, yaitu Genetic Algorithm (GA).
Dasar-dasar GA digali oleh John Holland pada pertengahan tahun
70-an. GA adalah metode komputasi yang meniru proses evolusi dan seleksi alam.
Metode ini sering dimanfaatkan untuk mencari nilai optimal suatu
fungsi/permasalahan. Gambar 3 menunjukkan urutan tahapan dalam GA. Untuk
mencari nilai optimal tersebut, pertama-tama parameter-parameter permasalahan
ditransfer kedalam bentuk genetik sebuah kromosom individu yang disebut
genotype.
Kromosom ini terdiri dari sederetan string (misalnya angka “0” dan
“1”) yang merupakan analogi dari rantai DNA: A, T, G dan C yang sebenarnya,
pada tubuh makhluk hidup. Selanjutnya suatu populasi yang terdiri dari ribuan
kromosom individu ini mengalami proses seleksi, crossover (persilangan) dan
mutasi yang meniru proses biologi yang terjadi di alam. Operasi ini
diulang-ulang, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kualitas suatu
individu ditunjukkan oleh nilai fitness, yang diukur dengan suatu kriteria yang
mencerminkan sejauh mana kromosom individu tersebut mendekati nilai optimal
yang diinginkan.
Kriteria ini menjadi alat kontrol bagi proses evolusi, agar kondisi
fitness generasi yang mendatang lebih baik daripada generasi-generasi
sebelumnya. Setelah melewati ratusan atau mungkin ribuan generasi, proses
evolusi ini akan menghasilkan individu-individu dengan nilai fitness yang
tinggi. Hal ini mencerminkan diperolehnya jawaban yang merupakan pendekatan
terhadap nilai optimal yang diinginkan. Beberapa keunggulan yang dimiliki
oleh GA adalah sbb. [3]
1. GA memiliki kemampuan untuk
mencari nilai optimal secara paralel, melalui proses kerjasama antara berbagai
unit yang disebut kromosom individu.
2. GA tidak memerlukan
perhitungan matematika yang rumit seperti differensial yang diperlukan oleh
algoritma optimisasi yang lain.
Namun demikian GA memiliki juga kelemahan dan keterbatasan.
1. Tidak memiliki rumusan yang
pasti, bagaimana mentransfer parameter permasalahan ke dalam kode genetik.
Dengan kata lain, hal ini memerlukan pengalaman dan wawasan dari desainer.
2. Banyak parameter yang
perlu diset secara baik agar proses evolusi dalam GA berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
3. Penentuan rumus menghitung
fitness merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi proses evolusi pada
GA. Sayangnya tidak ada prosedur yang baku bagaimana menentukan rumus tsb.
Dalam hal ini pengalaman dari desainer memegang peranan penting.
Terlepas dari kendala yang ada, GA merupakan alternatif solusi yang dikenal
cukup handal dalam berbagai masalah optimisasi.
1.3. Riset dan Aplikasi
SoftComputing
Dewasa ini penelitian di bidang softcomputing berkembang dengan
pesat dan aplikasinya dapat ditemukan di berbagai bidang. Hal ini disebabkan
softcomputing menawarkan solusi yang sangat sesuai dengan karakteristik
informasi pada real-life domain yang senantiasa diikuti dengan faktor
impresisi, ketidakpastian, dan memerlukan kemampuan pembelajaran. Berawal dari
pemakaiannya untuk alat kontrol mesin uap, dewasa ini fuzzy memiliki wilayah aplikasi
yang luas terutama dalam bidang kontrol, robotika, pattern recognition, sistem
cerdas, dll. Selain paper dan artikel yang dipublikasikan oleh berbagai journal
ilmiah, diskusi mengenai fuzzy ini dapat diikuti di berbagai milis, maupun
newsgroup seperti comp.ai.fuzzy. Arsip posting newsgroup ini dapat dibaca
lewat http://groups.google.com/ dengan
mengetikkan “comp.ai.fuzzy” pada kotak pencarian.
Neural Network memiliki aplikasi yang sangat luas di bidang pattern
recognition, seperti voice recognition, character recognition maupun
aplikasi-aplikasi pada bidang ekonomi, bisnis dan bioteknologi. Salah satu
forum diskusi virtual (newsgroup) yang terkenal di bidang ini adalah
comp.ai.neural-nets yang arsipnya dapat dilihat di google, dengan cara sama
sebagaimana uraian sebelumnya. Kumpulan dari materi diskusi yang berlangsung
sejak
1994 di forum ini, kemudian dirangkumkan oleh Warren Sale sebagai
FAQ (Frequently Asked Questions) yang dapat dilihat arsipnya di ftp://ftp.sas.com/pub/neural/FAQ.html
Aplikasi Genetic Algorithm dapat ditemukan di problem optimisasi
seperti job-scheduling, optimisasi rute mobil, penentuan kandidat gen yang
memiliki potensi kedokteran dan farmasi pada bidang bioinformatika. Salah satu
forum diskusi yang cukup hangat mengenai riset di bidang GA adalah
comp.ai.genetic (newsgroup). Arsip diskusi pada forum ini dapat dicari dengan
cara sebagaimana diuraikan di atas. Selain itu, informasi mengenai Genetic
Algorithm ini dapat juga dilihat pada situshttp://www.aic.nrl.navy.mil/galist/
Salah satu journal yang didedikasikan untuk mempublikasikan
penelitian di bidang softcomputing di antaranya adalah “Soft Computing - A
Fusion of Foundations, Methodologies and Applications” terbitan Springer-Verlag
Heidelberg. Journal lain adalah Applied Soft Computing yang diterbitkan oleh
Elsevier. Disamping itu, paper mengenai teori dan aplikasi softcomputing dapat
dibaca pada journal-journal IEEE, IEICE, maupun proseding seminar-seminar
internasional dalam bidang tsb.
Ciri khas dari softcomputing adalah penekanan pada partnership atau
kerjasama yang saling menguntungkan dari berbagai metode yang ada. Tiap metode
memiliki segi positif yang dapat disumbangkan secara komplementer, menutupi
kekurangan dari metode yang lain. Contoh populer dari kerjasama komplementer
ini adalah system neurofuzzy. Aplikasi dari kombinasi kedua metode ini dapat
dimanfaatkan untuk system control pada AC, mesin cuci dan berbagai macam alat
kebutuhan sehari-hari konsumen. Kombinasi lain dapat ditemukan pada system
neuroGA, dimana GA dimanfaatkan untuk menentukan struktur yang optimal dari
suatu neural network.
Penerapan Dalam Kehidupan
Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi saat ini sangat membantu manusia
dalam menyelesaikan pekerjaannya, bahkan teknologi juga dapat menggantikan
peran manusia di kehidupan nyata.
Contohnya Drone atau pesawat tanpa awak digunakan untuk memantau ke
adaan sekitar yang mengalami kemacetan lalulintas bahkan juga sudah
dikembangkan untuk pencarian dan penyelamatan.
Contoh lain dari
teknologi sistem cerdas adalah perkembangan mobil yang semangkin hari kian
modern, perkembangan sistem yang lagi trend didunia mobil adalah sistem
Autopilot (mobil tanpa pengemudi), sistem ini memang belum banyak dimiliki
oleh konsumen bahkan masih jarang banget pabrikan yang melahirkan mobil ber
teknologi autopilot, dari bebagai pabrikan kebanyakan masih dalam pengembangan.
Contoh Penerapan Sistem Cerdas Dalam Bisnis
Sistem Cerdas pada Bisnis
Sistem pakar (expert system) yaitu sistem yang meniru kepakaran
(keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu
permasalahan (Horn, 1986). Sistem pengolahan bahasa alami (natural language
processing).
Contoh Aplikasi Sistem
Pakar :
·
XSEL : Sistem pakar ini dapat bertindak
sebagai asisten penjual, yang membantu penjual komputer DEC memilihkan pesanan
pelanggan sesuai dengan kebutuhan.
·
MYCIN : Sistem ini dikembangkan di
Universitas Stanford pada pertengahan 1970-an dengan tujuan untuk membantu
jurumedis dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri.
·
PROSPECTOR : Sistem ini diciptakan oleh
Richard Duda, Peter Hard, dan Rene Reboh pada tahun 1978 yang menyediakan
kemampuan seperti seorang pakar di bidang geologi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Untuk menilai jenis kontroler yang berbeda, masing-masing kontroler
telah diuji menggunakan labirin yang sama dan jalan yang sama. Untuk
membandingkan pengendali secara adil, setiap tes telah diulang dua puluh kali
dan mean dan standar deviasi dari kriteria Peringkat berikut telah ditentukan. Hal ini terbukti dari hasil studi kasus diambil dalam makalah ini bahwa
teknik soft computing dalam penelitian ini dapat mengatasi
proses yang kompleks non-linear pengendalian sistem. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa logika fuzzy adalah sebuah pendekatan sistematis untuk
mengendalikan proses. Selain fuzzy logic, hibridisasi dengan
algoritma genetik, akan lebih memberikan optimasi yang lebih baik..
3.2. Saran
Penulis mengharapkan teknologi seperti ini digunakan
sebijak-bijaknya oleh para pengguna. Pesan kami untuk masyarakat, selalu
lakukan tindakan positif dan kembangkan kemampuan kita dengan teknologi
Komentar
Posting Komentar