ILMU SOSIAL DASAR BAB 2. MEMAHAMI MASALAH KEPEMUDAAN
BAB 2.
MEMAHAMI
MASALAH KEPEMUDAAN
1.1
LATAR BELAKANG
Masalah Pemuda adalah masalah abadi
yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan akibat proses pendewasaan
dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan mengenal akan karakter
individu masing-masing.Dengan hal tersebut tentu akan mempengaruhi cara atau
proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi pihak dalam jangka waktu
pendek maupun dalam waktu panjang.Dan dalam hal sosialisasi pemuda ikut
mempengaruhi proses interaksi karena peran pemuda sebagai tumpuan penerus
bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan ketidaksinambungan yang cukup
signifikan bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.
1. Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
Ketiga
kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya
memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui
interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma
individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses
norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan
tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma
tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi
(mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan
pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah
belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak
tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di
lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada
kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan
timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
A.
pengertian pemuda
Pemuda
adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban
moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan
generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan
persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang
tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan
lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan
“nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses
kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam
membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut
dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada
di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
B. pengertian sosialisasi
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1) Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2)
Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
C. Proses Sosialisasi
Menurut
George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam
tahap-tahap sebagai berikut.:
1.
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak
dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang
diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum
dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna
kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang
dialaminya.
2.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan,
Semakin sempurnanya seorang anak
menirukan peran peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Mulai terbentuk
kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.Anak
mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia
sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni
dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai
berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain
pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan
teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman
sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya
secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari
bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4) Tahap penerimaan norma kolektif
(Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
D. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Peranan
Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang akan
berperan sebagai generasi yang diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya,
yang akan membangun negaranya menjadi lebih baik (maju). Sedangkan Pemuda
adalah sesorang Individu atau kelompok yang berperan aktif didalam masyarakat
dan bisa dikatakan Mahasiswa atau tidak, karena belum semua pemuda
yang berintelektual mampu secara ekonomi untuk menjenjang pendidikan yang lebih
tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal. Bisa dikatakan Pemuda
memiliki Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting dilingkungan
masyarakat kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan
sekitar maupun secara luas.
2. Pemuda dan Identitas
1. pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan
dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga
pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
1.
Landasan
IDIIL
: Pancasila
2.
Landasan
Konstitusional :
Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasan
Strategis
: Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan
Historis
: Sumpah Pemuda Th. 1928
dan
Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5.
Landasan
Normatif
: Etika, tata nilai dan tradisi
luhur yang hidup dalam masyarakat
2. pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan
pengembangan generasi muda terbagi dua, yaitu :
a) Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan
adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan
untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi
lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka
kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
b) Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan
adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah
pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan
belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
3. masalah-masalah
generasi muda
Berbagai permasalahan generasi yang
muncul pada saat ini antara lain :
a.
Menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.
Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
c.
Belum seimbangnya antara
jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan
informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi
muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d.
Kekurangan lapangan dan kesempatan
kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan
generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e.
Kurangnya gizi yang menghambat
perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f.
Masih banyaknya perkawinan dibawah
umur.
g.
Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi moral bangsa.
h. Merebaknya penggunaan NAPZA dikalangan remaja
i.
Belum adanya peraturanm perundangan
yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka memecahkan permasalahan
generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana
dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek
pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan
potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
4.
potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada
generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1) Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
1) Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
2) Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
3) Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
5.
tujuan pokok sosialisasi
Tujuan
sosialisasi ada 4 yaitu:
1.
Memberikan ketrampilan terhadap
seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2.
Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi secara efektif.
3.
Membantu mengendalikan fungsi –
fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan diri dengan berprilaku
sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.
Kesimpulan
Pemuda
dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan dimana pemuda
adalah adalah masa tarnsisi dan secara psikologis sangat problematis , masa ini
memungkinkan mereka berada dalm anomi (keadaan tanpa norma atau hukum , akibat
kontradiksi norma maupun orientasi mendua.Dalam keadaan demikian , seringkali
muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran . kondisi
ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa. Sedangkan
sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Sosialisasi itu sangat penting bagi semua orang kususnya
para pemuda.
Masa depan suatu bangsa
terletak di tangan pemuda atau generasi mudanya sebab merekalah yang akan
menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh karena itu,
generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
tuntutan zaman, serta tetap menjagabudaya bangsanya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
Komentar
Posting Komentar