MAKALAH TENTANG
DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)
Disusun Oleh :
Nama : Alpriyana Swardani
Npm : 10115566
Kelas :
3ka32
Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi
Jurusan Sistem
Informasi
Universitas Gunadarma
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Bagaimana
cara mengambil keputusan? Jawaban atas pertanyaan ini akan mempengaruhi
perancangan sistem informasi di dalam komputer untuk mendukung proses dalam
pengambilan keputusan (Decision Support Sustem / DSS). Kekuatan yang
memprakarsai proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan terhadap
keadaan saat itu atau manfaat yang diharapkan dari keadaan yang baru. Dalam hal
ketidakpuasan, kekuatan yang memprakarsai adalah penemuan masalah sedangkan
dalam hal manfaat yang diharapkan kekuatan yang memprakarsai berasal dari
penyelidikan untuk mendapat kesempatan.
Proses
pengambilan keputusan dapat ditinjau dari sudut kegiatan yang terus-menerus
didorong oleh tujuan mengubah sistem (perusahaan, departemen, keluarga, dan
sebagainya) dari keadaannya yang sekarang menjadi keadaan yang diinginkan
dengan menggunakan suatu sistem yang disebut sistem penunjang keputusan.
Model DSS :


![]() |
|||
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah yang dapat diambil dari makalah ” Sistem Penunjang Keputusan ( Decision
Support System ) adalah sebagai berikut :
1.
Konsep Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support
System / DSS)
2.
Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support
System / DSS)
3.
Konsep Keputusan
4.
Jenis-jenis
Keputusan Menurut Herbert A. Simon
5.
Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
6.
Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
7.
Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support
System / DSS)
8.
Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan Sistem Penunjang
Keputusan ( Decision Support System / DSS)
9.
Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System /DSS)
Kelompok
1.3. TUJUAN MAKALAH
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Sistem Penunjang Keputusan (
Decision Support System ) adalah sebagai berikut :
1.
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen
2.
Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian
bahan-bahan materi Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
3.
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Penunjang
Keputusan ( Decision Support System )
BAB
II
GAMBARAN
UMUM
2.1.
DEFINISI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ( DECISION
SUPPORT SYSTEM / DSS )
Secara
umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara khusus DSS adalah Sebuah
sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam
memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun
usulan menuju pada keputusan tertentu. DSS mendayagunakan resources
individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan
kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem pendukung yang berbasis komputer
untuk manajemen pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemecahan
masalah.
Adapun menurut
para ahli definisi dari DSS adalah sebagai berikut :
@
Menurut
Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah Sistem yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan
model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
@
Menurut
Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan / DSS
adalah suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi
pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
@
Menurut
Litle, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan
untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur
atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
@
Menurut
Raymond Mc Leod, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah sistem
penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu
yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Dari
berbagai definisi beberapa ahli diatas ada satu kesamaan tentang pengertian
dari DSS yitu merupakan suatu sistem untuk membantu pemecahan sebuah masalah.
Dan pemecahan masalah tersebut dapat dipicu penyelesaiannya dengan 6 pertanyaan
antara lain :
n
Apa (what) ?
n
Siapa
(who) ?
n
Kapan
(when) ?
n
Mengapa
(why) ?
n
Dimana
(where) ?
n
Bagaimana
(how) ?
2.2. MENGAPA MENGGUNAKAN DSS?
DSS
digunakan dalam sebuah perusahaan karena berbagai hal, antara lain :
a.
Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil,
b.
Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar
negeri yang meningkat,
c.
Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal
melacak jumlah operasi-operasi bisnis,
d.
Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan
tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk
di pasar yang benar-benar menguntungkan,
e.
Adanya perubahan perilaku komputasi end-user. Dalam hal
ini end-user bukanlah programmer sehingga mereka membutuhkan alat dan prosedur
yang mudah untuk digunakan dan ini dipenuhi oleh DSS,
f.
Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat,
g.
DSS sering dianggap sebagai keberhasilan dalam suatu
organisasi,
h.
Manajemen mengamanatkan perlunya DSS dalam organisasi,
i.
Perlunya penghematan biaya operasional.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Konsep Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support
System / DSS )
Konsep
DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama
kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus
melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh
Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada
pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang
ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan
model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS
mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a.
DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.
Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan
penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data
konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.
DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan
dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian
komputer yang tinggi,
d.
DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai.
Tujuan
Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
Bila
diterapkan dalm sebuah organisasi atau perusahaan tujuan utama DSS adalah
membantu manajer dan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan pemecahan suatu
masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat memenuhi batasan
kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut
Holsapple dan Winston, 1996 tujuan dari DSS adalah sebagai berikut :
a.
DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah
dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan
pengambilan tindakan.
b.
DSS memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan
keputusan agar prosesnya berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan
efisien). Fase pengambilan keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang
ditulis oleh Mc Leod (2001) adalah :
@ Intellegence Activity
yaitu proses pencarian informasi dan data dari
lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Design
Activity yaitu menemukan, mengembangkan dan
menganalisa kemungkinan dari tindakan yang akan dijadikan solusi,
@ Choice
Activity yaitu
memilih salah satu tindakan yang telah dianalisa pada fase sebelumnya yang
kemudian dijadikan sebagai alternatif solusi,
@ Review Activity
yaitu
mengimplementasikan solusi.
c.
DSS menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi
terstruktur atau yang tidak terstruktur.
d.
DSS membantu dalam memanajemen informasi / pengetahuan.
Hal ini dimungkinkan karena DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima,
menyimpan, menggunakan, menurunkan dan mempresentasikan informasi / pengetahuan
yang sesuai dengan keputusan yang akan diambil.
e.
DSS mendukung penilaian manajer tanpa bermaksud untuk
menggantikannya.
Konsep
Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena
keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk
memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan
untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem
pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan
dianggap :
a.
Mengetahui semua alternatif dan akibat atu hasil dari
masing-masing alternatif;
b.
Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya)
yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukainya,
c.
Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti
keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan
keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis
menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih
disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka
adalah keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan
keputusan selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil
keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih
banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh
latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani
model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah
dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan
sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti
keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model
tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a.
Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b.
Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan
beberapa alternatif yang memuaskan,
c.
Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka
adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah
menangani perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
3.4.
Jenis-Jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Menurut Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu
perusahaan dibedakan menjadi 2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak
terprogram. Perbedaan keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari
persyaratan operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dapat diikhtisarkan sebagai
berikut :
Keputusan
Terprogram
|
Keputusan
Tidak Terprogram
|
·
Berulang
·
Dirumuskan dengan cermat
·
Aturan atau algoritma keputusan bagi orang bawahan
untuk digunakan
|
·
Kadang-kadang
·
Unik
·
Analisa baru untuk setiap kejadian
|
Dengan kata lain,
keputusan terprogram adalah keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup
sering diulangi sehingga aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat
dirumuskan. Aturan-aturan dapat diuraikan sebelumnya, dan karena itu
aturan-aturan tersebut biasanya dapat diberi kode untuk pengolahan komputer.
Penggunaan komputer untuk mengolah aturan-aturan keputusan terprogram merupakan
suatu pra pemilihan oleh seorang pengambil keputusan mengenai bagaimana
keputusan harus diambil untuk waktu yang akan datang.Karena pengambilan keputusan
itu merupakan suatu proses yang mahal ditinjau dari sudut sumber daya yang
sangat langka, waktu dan tenaga manajerial, maka keputusan terprogram merupakan
suatu metode yang efisien untuk menghemat sumber daya yang langka dan untuk
meningkatkan produktifitas manajer.
Sedangkan untuk keputusan tidak
terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat dikatakan keputusan
ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak dapat dikembangkan
suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
Kegiatan pengambilan keputusan baik
yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat mengikuti proses pengambilan
keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan pemilihan. Penentuan keputusan
terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan umum daripada keputusan tidak
terprogram. Untuk keputusan terprogram harus mempertimbangkan bermacam-macam
kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram hanya berhubungan dengan suatu
situasi tertentu.
3.5.
Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert
A. Simon
Ada 4 tahapan
dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yang dapat digambarkan
seperti berikut :
Keterangan :
@ Kegiatan Inteligen yaitu proses
pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan
masalah,
@ Kegiatan Merancang yaitu menemukan,
mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat dipergunakan.
Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah, untuk
menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji apakah cara pemecahan
tersebut dapat dilaksanakan.
@ Kegiatan Memilih yaitu memilih
arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.
@ Kegiatan Menelaah disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki
lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan
masalahnya.
Masing-masing
kegiatan tersebut saling memberi feed back atau umpan balik hasil keputusan.
Hal ini sama seperti langkah-langkah yang disarankan Rubenstein dan Haberstroh
yaitu; pengenalan masalah atau kebutuhan akan pengambilan keputusan, analisis
dan pernyataan alternatif-alternatif, pemilihan di antara
alternatif-alternatif, komunikasi dan pelaksanaan keputusan, dan tindak lanjut
dan umpan balik hasil keputusan.
Contoh pengambilan keputusan pada Decision
Support System
Decision Support System yang
memungkinkan manajer melihat dampakdampak yang mungkin dari berbagai keputusan
adalah model yang dapat memperkirakan akibat keputusan. Mungkin manajer
memasukkan suatu harga ke dalam model penentuan harga untuk melihat dampaknya
pada laba bersih. Model tersebut menjawab, misalkan Anda menurunkan harga Rp
25.000, maka laba bersih akan naik sebesar Rp 5.000.000. Model tersebut tidak
dapat menentukan apakah Rp 25.000 merupakan harga terbaik, hanya menentukan apa
yang mungkin terjadi jika keputusan itu dibuat. Model ini juga memungkinkan
pemakai untuk menentukan probabilita subyektif. Contohnya adalah model analisis
resiko yang menggunakan perkiraan distribusi probabilita untuk tiap faktor
penting. Dukungan yang lebih lagi disediakan oleh model yang dapat mengusulkan
keputusan. Misalnya, seorang manajer manufaktur memasukkan data yang
menjelaskan pabrik dan peralatannya, dan suatu model pemrograman linier
menentukan tata letak yang paling efisien. Jenis DSS Alter yang memberikan
paling banyak adalah jenis yang dapat membuat keputusan untuk manajer. Alter
menggunakan contoh suatu model komputer yang menentukan premi asuransi.
Manajemen perusahaan asuransi sangat yakin pada model tersebut sehingga mereka
membiarkannya membuat keputusankeputusan tertentu. Penelitian Alter penting
karena dua alasan. Pertama, penelitian ini didukung oleh konsep mengembangkan
sistem untuk menangani keputusan-keputusan tertentu. Kedua, menjelaskan bahwa
DSS tidak terbatas pada penedekatan yang lebih eksotik dan database query dan
pembuatan model keputusan tetapi dapat juga mencakup pelaporan periodik.
3.6.
Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambil
keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang menentukan
efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang digabungakan dengan
kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya mengambil
keputusan. Dihadapkan dengan alternatif-alternatif, pengambil keputusan
menentukan suatu tujuan, dan kemudian berusaha mencapainya dengan memilih
alternatif yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengambilan
keputusan merupakan suatu proses penggunaan informasi secara rasional bukan
secara emosional. Dengan demikian dalam hubungan ini, kesulitan dalam
pengambilan keputusan dapat diakibatkan oleh kedua-duanya.
1.
Informasi yang tidak cukup ; yakni informasi yang tidak
benar atau tidak lengkap mengenai bermacam-macam arah tindakan alternatif yang
berpengaruh pada hasil akhir,
2.
Tujuan yang tidak jelas diuraikan, yakni tidak dapat
menguraikan tujuan yang hasilnya lebih banyak diinginkan daripada yang lain.
Pengambilan
keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas lalu yang sangat
rutin (keputusan terprogram) sampai keputusan kompleks yang mempunyai pengaruh
besar terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya, pengambilan
keputusan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
a.
Pengambilan
keputusan tingkat strategis
Yaitu keputusan yang ditandai oleh banyak ketidakpastian dan
berorientasikan masa depan. Keputusan ini menentukan rencana jangka panjang
yang mempengaruhi seluruh bagian perusahaan. Tujuan perusahaan ditentukan oleh
beberapa strategi, oleh karena itu strategi berhubungan dengan perencanaan
jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan,
pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh.
b.
Pengambilan
keputusan tingkat taktis
Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan jangka
pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan
keputusan ini berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran,
analisis aliran dana, penentuan tata ruang, masalah kepegawaian, perbaikan
produk, serta penelitian dan pengembangan.
c.
Pengambilan
keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil
keputusan siafatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu
proses untuk menjamin agar tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara
efektif dan efisien. Pengambilan keputusan ini memerlukan diberikannya
perintah-perintah khusus yang mengawasi operasi-operasinya.
3.7.
Komponen
Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
Komponen
yang terdapat dalam DSS antara lain :
a.
Dialog (komponen model manajemen); merubah data menjadi
informasi yang relevan (dynamic/linear),
b.
Model; DSS menggunakan database berbasis permodelan yang
terdiri dari optimalisasi, statistik/matemetik dan finansial,
c.
Database (komponen penunjang); yaitu teknologi software
dan hardware,
d.
Data (komponen data manajemen); yaitu semua basis data
yang dapat diakses.
3.8. Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan DSS
@
Ciri
Decision Support System
a.
DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.
Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan
penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data
konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.
DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan
dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian
komputer yang tinggi,
d.
DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai,
e.
Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman,
f.
Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan
kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik,
g.
Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer.
@
Keuntungan
Decision Support System
a.
DSS
memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi
pemakainya,
b.
DSS
membantu pengambil keputusan dalam penghematan waktu yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah,
c.
DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan,
d.
DSS mampu menyajikan berbagai alternatif,
e.
DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan
pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.
@
Keterbatasan
DSS
a.
Beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak
dapat dimodelkan,
b.
Kemampuan terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya,
c.
Proses tergantung pada peragkat lunak yang digunakan,
d.
Tidak memiliki kemampuan intuisi (berpikir) seperti pada
manusia.
3.9. Sistem
Penunjang Keputusan (Decision Support System) Kelompok / GDSS
Adalah
suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang
terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi
suatu lingkungan yang digunakan bersama. Atau bisa dikatakan GDSS adalah sistem
pendukung keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para
anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung
para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut
groupware.
Nama lain dari GDSS antara lain :
a.
Group Support System (GSS)
b.
Computer
Supported Cooperative Work (CSCW)
c.
Computerzed
Collaborative Work Support
d.
Electronic
Meeting System
Pengaturan
GDSS adalah:
1.
Ruang keputusan; merupakan pengaturan untuk rapat
kelompok kecil serta tatap muka. Ruangan tersebut mendukung komunikasi melalui
kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
2.
Jaringan keputusan; dalam hal ini yang dimaksud adalah
LAN. Jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara bertatap muka maka para
abggota dapat berinteraksi melalui jaringan.
3.
Pertemuan Legislatif; jika kelompok terlalu besar untuk
ruang keputusan maka pertemuan legislatif diperlukan.
4.
Konferensi bermedia komputer; beberapa aplikasi kantor
virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar dengan anggota
yang tersebar secara geografis.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah Sistem
Penunjang Keputusan (Decision Support System ini adalah:
1.
Dukungan komputerisasi untuk para manajer sangatlah
penting dalam berbagai kasus ataupun pengambilan keputusan di dalam
organisasinya /perusahaannya,
2.
DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai,
3.
DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah
dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan
pengambilan tindakan,
4.
Keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu keputusan
terprogram dan keputusan tidak terprogram dengan menggunakan sistem
pengambilannya secara terbuka dan tertutup,
5.
GDSS adalah suatu teknologi yang mendukung proses
pengambilan keputusan dalam suatu group atau kelompok yang mempunyai software
sendiri yang disebut juga groupware.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soeharno, Prof. Dr.,” Ekonomi Manajerial ”, Penerbit Andi
Yogyakarta, Juli 2006
2.
Winardi, S.E., Prof. Dr., ”Asas-Asas Manajemen”, Penerbit
Mandar Maju Bandung, 1990
3.
Swastha Badu, SE, ”Asas-Asas Manajemen Baru”, Liberty
Yogyakarta, September 1984
4.
Moekijat, Drs., ”Pengantar Sistem Informasi Manajemen”,
PT. Remaja Rosdakarya Bandung, Maret 1986
Komentar
Posting Komentar